JURNALSUKABUMI.COM – Sebanyak 21 santriwati Pondok Pesantren Dzikir Al Fath Sukabumi akan menorehkan sejarah. Mereka akan segera bertolak ke tanah suci bulan ini untuk sebuah misi mulia bekerja dan mengabdi langsung di Masjidil Haram, Mekah, dan Masjid Nabawi, Madinah.
Ini bukan sekedar pekerjaan, melainkan kesempatan langka untuk beribadah sambil melayani jutaan umat muslim di dua tempat paling suci di dunia.
Pimpinan Ponpes Dzikir Al Fath, KH. Fajar Laksana, menjelaskan bahwa program ini adalah wujud nyata dari pengabdian. Para santriwati, yang telah menyelesaikan studi SLTA dan berusia 21 tahun, akan menjalani job training dan menjadi bagian dari tim pelayanan di masjid-masjid tersebut.
“Mereka bukan di perusahaan, mereka itu bekerja di masjidnya Allah di tanah suci di depan Ka’bah,” ungkap KH. Fajar, Jumat (25/07/2025).
Tugas mereka mencakup berbagai aspek pelayanan, mulai dari menjaga air zamzam, membersihkan area tawaf dan masjid, mengurus Al-Qur’an, membantu administrasi di kantor imam Masjidil Haram, hingga membersihkan area sekitar Raudhah di Masjid Nabawi, menjaga karpet, merapikan mushaf Al-Qur’an, serta membantu jemaah haji dan umrah yang membutuhkan bantuan.
Untuk mendapatkan kesempatan emas ini, para santriwati telah melalui seleksi dan pelatihan yang ketat. Mereka wajib mengikuti pelatihan bahasa Arab dan Inggris selama enam bulan hingga satu tahun, serta memiliki “certificate special worker” yang menunjukkan keahlian khusus.
Pelatihan juga mencakup penggunaan mesin pembersih modern, standar operasional di masjid-masjid tersebut.
Namun, diatas segalanya, akhlak yang baik adalah kunci utama.
“Mereka yang diberangkatkan betul-betul harus orang yang sholeh terlihat dari kebiasaan shalat berjamaah, kebiasaan tadarus Al-Qur’an, hafal Al-Qur’annya sudah bagus bisa 5 juz,” jelasnya.
Tujuan utama para santriwati ini adalah beribadah kepada Allah. Mereka dapat memanfaatkan momen tersebut untuk menunaikan ibadah haji dan umrah sambil bekerja.
Tak hanya itu, mereka juga berkesempatan mengaji dan menghafal Al-Qur’an langsung di depan Ka’bah dan di Masjid Nabawi.
“Pertama yang paling pokok untuk beribadah kepada Allah. Orang kalau tidak ibadah tidak akan ngaji, yang kedua bisa haji dan umrah, yang ketiga bisa ngaji di sana terutama tahfidz Al-Qur’an di depan Ka’bah karena dia kerja di depan Ka’bah,” pungkasnya.
Reporter: Fira AFS | Redaktur: Ujang Herlan
Artikel 21 Santriwati Sukabumi Raih Kesempatan Beribadah Sambil Bekerja di Tanah Suci pertama kali tampil pada Jurnal Sukabumi.