Sumber: Radar Sukabumi
SUKABUMI – Puluhan pelajar dari RA, MD, dan MTs Miftahul Barokah di Kampung Gempol, Desa Cikadu, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, hingga kini masih terpaksa belajar di gedung sekolah yang rusak parah akibat pergerakan tanah pada Desember 2024.
Bangunan yang mereka gunakan rawan roboh, terutama saat hujan turun. Rasa waswas menyelimuti proses belajar mengajar setiap hari.
“Kami tidak punya pilihan lain. Tidak ada tempat lain untuk belajar, jadi anak-anak tetap belajar di gedung yang sudah rusak ini,” ujar Lela Helmiah, guru sekaligus pimpinan Ponpes Miftahul Barokah, Senin (8/9/2025).
Lela menjelaskan, sejak Januari 2025, para pelajar sempat belajar di tenda darurat selama tiga bulan. Namun, tenda tersebut rusak akibat hujan dan tidak mampu menampung aktivitas belajar secara optimal.
“Kami sudah berusaha mencari solusi, bahkan sampai ke Bandung bertemu anggota dewan. Tapi tidak ada respons. Relokasi hanya dilakukan untuk warga, sementara fasilitas pendidikan tidak tersentuh,” keluhnya.
Kondisi ini berdampak pada menurunnya minat siswa. Jumlah pelajar RA kini tinggal 35 orang, MTs 57 orang, dan santri pesantren 59 orang. Banyak calon siswa ragu mendaftar karena tidak ada kepastian tempat belajar.
The post Tanpa Solusi Pemerintah, Pelajar Palabuhanratu Bertaruh Nyawa Demi Belajar appeared first on Radar Sukabumi.