Sumber: Radar Sukabumi
PURWAKARTA – Seperti diketahui, pada tahun 2024 lalu, PT Varuna Tirta Prakarsa (anak perusahaan BUMN), dengan PT Nasula Aratula Utama, telah mengadakan perjanjian bisnis atau kerjasama untuk membangun kawasan pergudangan di Bungursari, Desa Cibening, Kecamatan Bungursari, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat.
Bahkan, sebagai wujud dari kerjasama itu, pada 26 April 2024 telah dilakukan peletakan batu pertama diatas lahan diduga milik sebuah BUMN dengan luas 10 hektar. Kedua direktur perusahaan itu pula telah melakukan tandatangan di atas prasasti dengan nama kawasan pergudangan ‘Bizpak Cibening’.
Namun, kerjasama tersebut dikabarkan batal. Meskipun belum diketahui pasti penyebabnya. Tetapi belakangan didapat informasi bahwa tanah merah di lahan tersebut kerap dilakukan pengerukan hingga kondisinya menurun.
Menurut Adang (55) salah seorang warga Bungursari, tanah merah di atas lahan tersebut diduga dijadikan ladang bisnis. Bahkan penjual tanah merah tersebut diduga dilakukan oleh pihak PT Nasula Aratula Utama.
“Diduga perusahaan yang berkantor di Purwakarta itu (Nasula Aratula Utama) telah menjual tanah merah tersebut ke pihak lain dalam kapasitas besar, sudah berlangsung cukup lama,” tuturnya di lokasi, Kamis (11/9/2025).
“Salah satunya disekitar lokasi, sedang ada pembangunan sebuah pabrik, dan beberapa waktu lalu sempat beli ratusan kubik tanah merah disini,” tambahnya.
Kemudian, salah seorang warga lainnya bernama Tian, juga mengatakan bahwa tanah merah di lokasi itu memang sering diangkut menggunakan dumtruk, diduga dijual ke beberapa daerah, seperti ke Karawang dan Bekasi.
“Mungkin sudah puluhan ribu kubik tanah merah ini terjual. Untuk harga, biasanya sekitar Rp400-Rp500 ribu per-mobil dumtruk,” ungkap Tian.
Berdasarkan pantauan dilokasi, kondisi di atas lahan tersebut memang telah terjadi penurunan, terbukti adanya bekas pengerukan hingga membentuk lubang-lubang besar, dan sebagian menutupi sebuah saluran air yang ada dilokasi.
Beberapa warga setempat pun mengaku kawatir terjadi longsor bila hujan deras, mengingat disekitar lokasi terdapat lahan pertanian/sawah dan perkebunan. “Karena kondisi tanah di atas lahan ini sudah banyak yang tergerus akibat tanahnya sering dilakukan pengerukan,” beber warga.
Terkait hal itu, Iqbal Sultan Nirfadhel, selaku Direktur Utama PT Nasula Arutala Utama, saat akan dimintai konfirmasi melalui telepon selulernya, hingga berita ini dipublish tidak ada jawaban. (Ron/*)
The post Ribuan Kubik Tanah Merah Dilahan 10 Hektar di Purwakarta Diduga Dijual Pihak PT Nasula Aratula Utama appeared first on Radar Sukabumi.