Sumber: Radar Sukabumi
SUKABUMI – Persoalan sampah yang kian menumpuk di Kota Sukabumi, kini mulai disentuh dari sisi dakwah. Hal itu, tampak dalam seminar lingkungan yang digelar Persatuan Islam Istri (Persistri) Kota Sukabumi di Pusat Dakwah Persis.
Ketua Bidang I TP-PKK Kota Sukabumi, Kia Florita mengatakan, langkah Persistri relevan dengan kondisi daerah saat ini, di mana setiap hari Sukabumi memproduksi sekitar 200 ton sampah. “Isu lingkungan tidak bisa hanya dilihat sebagai masalah teknis, melainkan juga tanggung jawab moral dan spiritual,” kata Kia kepada wartawan, belum lama ini.
Ia menegaskan, menjaga alam merupakan bagian dari ibadah, sebagaimana firman Allah SWT dalam QS. Al-A’raf ayat 56 yang melarang manusia berbuat kerusakan di bumi. “Lingkungan adalah amanah. Maka, membuang sampah pada tempatnya, mengurangi plastik sekali pakai, hingga ikut menanam pohon, itu semua bernilai ibadah jika diniatkan untuk kebaikan bersama,” ucapnya.
Dalam kesempatan itu, Kia juga menyoroti pentingnya sinergi. Ia menyebut program komunitas Restoe Boemi yang digagas Wali Kota dan Wakil Wali Kota Sukabumi, kini sudah bersinergi dengan PKK untuk memperkuat gerakan peduli lingkungan di tingkat keluarga. Pasalnya, persoalan sampah, tidak bisa selesai hanya dengan seminar. Tetapi, dibutuhkan aksi nyata seperti pemilahan sampah rumah tangga, pembentukan bank sampah di RT/RW, gerakan biopori, penghijauan, hingga pelatihan daur ulang.
“Jika tidak ada langkah efektif, dampak lingkungan serius seperti banjir dan penyebaran penyakit bisa menghantui kita,” tegasnya.
Kia optimis, dengan kolaborasi antara pemerintah, organisasi masyarakat, komunitas lingkungan, dan keluarga, beban sampah di Sukabumi bisa diurai. Ia pun berharap gerakan kecil ini bisa menjadi warisan besar bagi generasi mendatang.
“Semoga apa yang kita lakukan hari ini bernilai ibadah di sisi Allah SWT, membawa manfaat bagi masyarakat, serta menjadi warisan terbaik untuk anak cucu kita,” pungkasnya. (Bam)