Sumber: Radar Sukabumi
SUKABUMI — Bagi Diko Ilham Muhammad, wisuda bukan sekadar akhir dari perjuangan akademik. Di balik toga yang dikenakannya, tersimpan kisah panjang tentang kesepian, perjuangan, dan harapan untuk menyatukan kembali keluarga yang sempat tercerai.
Mahasiswa Ilmu Pemerintahan STISIP Syamsul Ulum Sukabumi itu berdiri di atas panggung Sidang Senat Terbuka Wisuda Sarjana ke-XXII, Selasa (14/10), dengan mata berkaca-kaca. Di antara tamu undangan, ayah dan ibunya duduk berdampingan—momen langka setelah bertahun-tahun berpisah.
“Dulu saya merasa sendirian. Baru bertemu ibu saat kelas tiga SMP dan melihat wajah ayah di kelas tiga SMK. Sekarang kami bisa berkumpul lagi. Wisuda ini bukan hanya untuk saya, tapi untuk kami semua,” ucap Diko dengan suara bergetar.
Selama kuliah, Diko tak hanya mencatat IPK 3,78, tapi juga aktif sebagai Presiden Mahasiswa dan penggerak kegiatan sosial. “Ketika saya membantu orang lain, saya seperti sedang menyembuhkan diri sendiri. Pengabdian adalah bentuk cinta yang paling tulus,” katanya.
Bagi Diko, pendidikan adalah jembatan untuk memperbaiki hubungan dan membangun masa depan. “Kalau dulu saya berjuang untuk bertahan, sekarang saya berjuang untuk membahagiakan mereka,” tambahnya.
The post Air Mata di Balik Toga: Diko dan Perjalanan Menyatukan Keluarga appeared first on Radar Sukabumi.