Sumber: Radar Sukabumi
SUKABUMI — Ketegangan antara DPRD Kota Sukabumi dan Wali Kota Ayep Zaki memuncak setelah insiden ucapan bernada kasar yang terjadi dalam acara pelantikan pejabat eselon II pekan lalu. Ketua DPRD, Wawan Juanda, secara tegas meminta klarifikasi dan permintaan maaf terbuka dari Wali Kota.
“Ucapan itu tidak pantas keluar dari seorang kepala daerah. Kami menyesalkan pernyataan tersebut,” ujar Wawan dalam konferensi pers di Gedung DPRD, Selasa (14/10).
Wawan mengaku hadir bersama Komisi I DPRD untuk menghadiri pelantikan lima pejabat eselon II. Namun, suasana berubah tegang saat Wali Kota tiba dan langsung melontarkan pernyataan keras tanpa sapaan. “Sebagai pribadi saya memaafkan, tapi sebagai Ketua DPRD saya wajib menjaga wibawa lembaga,” tegasnya.
Ia menekankan pentingnya etika komunikasi antara eksekutif dan legislatif agar hubungan kemitraan tetap harmonis. “Kami bukan bawahan, kami mitra sejajar. Pak Wali harus menunjukkan sikap negarawan,” tambahnya.
Dukungan terhadap DPRD juga datang dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Sukabumi. Ketua PMII, Bahrul Ulum, menyebut perilaku Wali Kota tidak mencerminkan etika seorang pemimpin. “Ini bentuk pengingkaran terhadap nilai demokrasi dan penghinaan terhadap lembaga rakyat,” ujarnya.
The post Bentrok Etika di Balai Kota Sukabumi Mereda, Desakan Evaluasi Menggema appeared first on Radar Sukabumi.