INILAH SUKABUMI – Ciletuh Palabuhanratu UNESCO Global Geopark (CPUGGp) Kabupaten Sukabumi resmi meraih green card dari UNESCO setelah melalui proses revalidasi pada 30 Juni–4 Juli 2025. Status ini memastikan pengakuan dunia terhadap geopark kebanggaan Sukabumi diperpanjang hingga empat tahun ke depan.
Keberhasilan ini menandai tidak hanya sekadar lolos penilaian, tetapi juga menjadi bukti kemajuan signifikan dalam pengelolaan geopark yang mengintegrasikan konservasi alam, pemberdayaan masyarakat, serta pengembangan pariwisata berkelanjutan.
Sekretaris Daerah Kabupaten Sukabumi sekaligus Ketua Badan Pengelola CPUGGp, Ade Suryaman, menegaskan bahwa capaian green card ini adalah hasil perjuangan kolektif.
“Green card ini bukan hanya pencapaian administratif, melainkan simbol kemenangan bersama masyarakat Sukabumi. Pemerintah, komunitas, akademisi, pelaku usaha, hingga generasi muda bahu membahu menjaga warisan dunia ini,” ujar Ade, Selasa (9/9/25).
Ia menekankan, mempertahankan status UNESCO membutuhkan konsistensi yang berkesinambungan. “Setiap ide, inovasi, dan partisipasi masyarakat adalah energi yang membawa kita sampai ke titik ini. CPUGGp kini bukan sekadar destinasi wisata, tetapi juga pusat edukasi, riset, dan identitas kebanggaan Sukabumi,” tambahnya.
Sekretaris II Badan Pengelola CPUGGp sekaligus Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sukabumi, Sendi Apriadi, menjelaskan bahwa asesor UNESCO menilai CPUGGp dari aspek tata kelola, konservasi, keterlibatan masyarakat, hingga pemanfaatan geopark sebagai motor ekonomi kreatif.
“Mereka melihat konsistensi sekaligus inovasi. Mulai dari program konservasi geosite, pemanfaatan geopark dalam pendidikan, hingga pengembangan ekowisata berbasis masyarakat. CPUGGp kini menjadi laboratorium hidup yang mendukung pembangunan berkelanjutan,” jelas Sendi.
Sementara itu, Ketua Harian Badan Pengelola CPUGGp, Aat Suwanto, menambahkan bahwa tim pengelola bekerja detail menyiapkan data, laporan, hingga simulasi lapangan. “Kami memastikan setiap indikator sesuai standar UNESCO. Inovasi promosi digital, konservasi geosite, hingga pemberdayaan masyarakat lokal menjadi bukti nyata yang menguatkan posisi CPUGGp,” ujarnya.
Raihan green card ini diumumkan pada sidang UNESCO Global Geopark Council di Chili, 5–6 September 2025. Selain CPUGGp, dua geopark lain di Indonesia, yakni Rinjani (NTB) dan Kaldera Toba (Sumut), juga berhasil mempertahankan status serupa.
Ade menegaskan, keberhasilan ini bukanlah garis akhir, melainkan pintu masuk babak baru. “Tantangan kita justru semakin besar: bagaimana menjaga keseimbangan antara konservasi, edukasi, dan pariwisata. Generasi mendatang harus tetap bisa merasakan manfaat geopark ini,” tegasnya.
Dengan capaian ini, CPUGGp tidak hanya mengukuhkan Sukabumi sebagai bagian penting dalam jaringan geopark dunia, tetapi juga menegaskan bahwa model pengelolaan berbasis kolaborasi, inovasi, dan keberlanjutan dapat menjadi inspirasi global. **
The post Geopark Ciletuh Palabuhanratu Sukabumi Raih Green Card UNESCO, Perkuat Posisi di Panggung Dunia first appeared on Inilah Sukabumi.