Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
Berita Utama

Gunung Salak Terancam Gundul, KLHK dan Pemprov Jabar Nyatakan Darurat Lingkungan

×

Gunung Salak Terancam Gundul, KLHK dan Pemprov Jabar Nyatakan Darurat Lingkungan

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

Sumber: Radar Sukabumi

SUKABUMI — Gunung Salak, ikon hutan hujan tropis Jawa Barat, tengah menghadapi ancaman kerusakan ekologis yang serius. Aktivitas pembalakan liar di Blok Cangkuang, Desa Cidahu, Kabupaten Sukabumi, telah memicu keprihatinan luas, termasuk dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

Example 300x600

Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq, menyampaikan komitmennya untuk bertindak tegas terhadap pelanggaran lingkungan tersebut. Pernyataan ini ia sampaikan dalam acara peresmian fasilitas Refuse Derived Fuel (RDF) di bekas TPSA Cimenteng, Desa Sukamulya, Kecamatan Cikembar, Kamis (31/7).

“Kita akan segera tangani karena tenaga kita harus berpadu dengan provinsi. Ini harus disesuaikan dengan situasi di lapangan,” ujar Hanif.

Menurut Hanif, pola kerusakan serupa juga terjadi di berbagai kawasan pegunungan Indonesia, yang dijadikan objek wisata tanpa perencanaan matang. Ia mengibaratkan kondisi ini seperti ember berlubang diisi air deras—kerusakan terus berlangsung meski upaya penanganan dilakukan.

Di tingkat provinsi, Pemprov Jawa Barat menunjukkan sikap responsif. Gubernur Dedi Mulyadi langsung menginstruksikan pengecekan lapangan oleh Dinas Lingkungan Hidup dan Dinas Kehutanan. Sekda Jawa Barat, Herman Suryatman, menegaskan bahwa sanksi administratif maupun pidana akan diterapkan jika ditemukan pelanggaran.

“Kalau pelanggarannya administratif, kami beri sanksi keras. Tapi kalau sudah masuk ranah pidana, itu kewenangan aparat penegak hukum,” tegas Herman.

Warga Desa Cidahu hidup dalam kekhawatiran akibat degradasi hutan yang telah berlangsung lebih dari dua tahun. Tokoh masyarakat setempat, Rohadi (75), menyebutkan lebih dari 15.000 pohon telah ditebang, mengakibatkan gundulnya hampir 35 hektare hutan konservasi. Dampaknya sangat nyata: penurunan drastis debit mata air, kualitas air memburuk, dan potensi banjir meningkat.

“Dulunya hutan ini terjaga. Tapi sekarang hanya lahan kosong. Akar-akar pohon sudah membusuk, air jadi cepat keruh,” ujar Rohadi.

Pada Oktober 2022, banjir bandang melanda Desa Pondokaso akibat meluapnya Sungai Cibojong, membawa material lumpur dan kayu dari hulu Gunung Salak. Warga menuding pembabatan liar dilindungi oleh oknum berpengaruh di daerah, sementara pihak TNGHS mengaku belum mengetahui adanya aktivitas ilegal tersebut.

Kritik juga datang dari Organisasi Masyarakat Pemerhati Ekologi (Mahalogi), yang pada 2 Juli 2025 menggelar aksi unjuk rasa di depan Kantor Bupati Sukabumi. Mereka menuntut investigasi menyeluruh serta peluncuran program penghijauan berbasis komunitas.

“Ini sudah darurat lingkungan, bukan sekadar konflik lahan biasa,” tegas perwakilan Mahalogi.

Bupati Sukabumi, Asep Japar, saat dikonfirmasi mengaku baru menerima informasi tersebut dan akan melakukan verifikasi.(den/d)

The post Gunung Salak Terancam Gundul, KLHK dan Pemprov Jabar Nyatakan Darurat Lingkungan appeared first on Radar Sukabumi.

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *