SUKABUMI – Kota Sukabumi tercatat sebagai daerah dengan inflasi tertinggi di Jawa Barat berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS). Inflasi tahunan (year-on-year/y-on-y) pada Juli 2025 di Kota Sukabumi mencapai 3,63 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 109,95.
Berdasarkan data BPS, Kota Sukabumi menjadi daerah dengan inflasi tertinggi se-Jawa Barat, sedangkan inflasi terendah tercatat di Kabupaten Bandung sebesar 1,55 persen.
Kepala Bidang Perekonomian dan Sumber Daya Alam Kota Sukabumi, Erni Agus Riyani, mengatakan inflasi y-on-y tertinggi terjadi pada Kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya sebesar 10,15 persen dengan IHK 122,22. Sementara itu, deflasi y-on-y terjadi di Kelompok Informasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan sebesar -0,51 persen dengan IHK 98,63.
“Untuk mengendalikan inflasi, Pemkot Sukabumi melakukan sejumlah langkah strategis. Di antaranya menjaga ketersediaan pasokan melalui cadangan pangan daerah, peningkatan ketahanan pangan dengan budidaya padi sawah indeks pertanaman (IP) 400, gerakan tanam cabai, bawang merah, jagung, hingga urban farming,”
kata dia kepada wartawan, Selasa (12/08/25).
Selain itu sambung dia, pemerintah daerah juga memastikan kelancaran distribusi dengan memantau stok minyak goreng “Minyak Kita” dan beras SPHP di pengecer, serta mendorong kerja sama antar daerah dan produsen untuk menjamin pasokan komoditas.
“Kami juga melakukan komunikasi efektif melalui monitoring harga bahan pokok penting dan melaporkannya lewat aplikasi SP2KP, Neraca Pangan, SIPANDA, dan SILINDA Jawa Barat,” kata Erni.
Pengawasan sembako dan pupuk bersubsidi pun digencarkan bersama forkopimda dan satgas pangan. Pemkot juga menggelar rapat koordinasi penyusunan peta jalan inflasi 2025–2027, serta menganalisis stabilitas perekonomian daerah agar harga barang dan jasa tetap terjangkau.
Sementara itu, Bappeda Kota Sukabumi mencatat inflasi bulanan (month-to-month/m-to-m) pada Juli 2025 sebesar 0,21 persen. Kenaikan ini dipicu oleh meningkatnya indeks harga pada sebagian besar kelompok pengeluaran, terutama makanan, minuman, dan tembakau yang menyumbang inflasi sebesar 0,08 persen.
“Komoditas yang mendorong inflasi di antaranya telur ayam ras, beras, bawang merah, sigaret putih mesin (SPM), cabai rawit, tomat, dan pisang,” jelas Erni.
Dengan tren inflasi yang masih cukup tinggi, Pemkot Sukabumi menegaskan akan terus memperkuat koordinasi dan pengawasan agar tekanan harga dapat ditekan, serta daya beli masyarakat tetap terjaga. (Ky Sukabumi Ku)
The post Kota Sukabumi Jadi Kota Tertinggi Alami Inflasi se-Jawa Barat first appeared on Inilah Sukabumi.