Sumber: Radar Sukabumi
SUKABUMI — Terminal Tipe A KH Ahmad Sanusi Kota Sukabumi kini tak lagi sekadar menjadi pintu masuk dan keluar kendaraan antarkota dan provinsi. Sejak dipindahkan ke area terminal pada 1 Oktober 2023, Museum Ki Pahare telah menghadirkan wajah baru terminal sebagai ruang edukasi sejarah dan pelestarian budaya.
Museum yang awalnya berdiri di Kecamatan Baros ini menyimpan ratusan artefak bersejarah dari tiga era penting: prasejarah, klasik, dan kolonial. Diresmikan sejak 2017, Museum Ki Pahare bahkan sudah dikenal wisatawan mancanegara sebagai destinasi budaya yang unik di tengah hiruk-pikuk transportasi.
Pengawas Satuan Pelayanan Terminal, Yukky Rahmat Yunus, mengatakan bahwa museum ini merupakan terobosan yang memperkuat identitas budaya Sunda. “Terminal ini bukan hanya soal perjalanan fisik, tapi juga perjalanan intelektual dan kultural. Museum Ki Pahare menjadi jendela budaya yang mengedukasi masyarakat,” ujarnya, Rabu (30/7).
Meski berdampingan dengan area operasional kendaraan, kenyamanan pengunjung tetap terjaga. Jalur akses museum dan zona terminal dipisahkan agar aktivitas transportasi tidak mengganggu kunjungan.
Keberadaan museum juga mendukung Program Salud (Sadar Lalu Lintas Usia Dini), di mana pelajar dari tingkat PAUD hingga mahasiswa mendapat pembelajaran berlalu lintas sekaligus mengenal sejarah dan kebudayaan lokal. “Satu kunjungan bisa merangkum dua pengalaman: keselamatan dan warisan budaya,” tambah Yukky.
Museum Ki Pahare dibuka setiap hari pukul 08.00 hingga 16.00 WIB dan dapat diakses secara gratis. Pengelola berharap masyarakat Sukabumi dan sekitarnya memanfaatkan ruang ini sebagai tempat belajar yang menyenangkan dan inspiratif.
The post Museum Ki Pahare, Simpul Budaya di Jantung Terminal Sukabumi appeared first on Radar Sukabumi.