Sumber: Radar Sukabumi
SUKABUMI – Ketua TP-PKK Kota Sukabumi, Ranty Rachmatilah, menyoroti isu pernikahan dini sebagai ancaman serius bagi masa depan generasi dan kesehatan mental masyarakat. Hal ini disampaikan dalam kegiatan Peningkatan Kapasitas Kader PKK dan Posyandu di Jayamekar, Selasa (16/9).
“Anak-anak yang dipaksa menikah belum siap secara psikis maupun mental untuk menjadi orang tua. Dampaknya bukan hanya pada keluarga, tapi juga menyangkut masalah kemanusiaan yang harus dicegah bersama,” ujar Ranty.
Ia menekankan pentingnya perubahan pola pikir masyarakat, terutama dalam membangun kesadaran sosial dan menjaga kesehatan mental. “Satu kata bisa menyembuhkan, tapi satu kata juga bisa meruntuhkan. Tragedi yang pernah terjadi harus jadi titik balik,” tambahnya.
Dalam paparannya, Ranty menjelaskan bahwa faktor genetik hanya berkontribusi 10 persen terhadap kesehatan, sementara perilaku menyumbang 30 persen dan lingkungan 40 persen. “Artinya, perubahan perilaku dan lingkungan jauh lebih menentukan kualitas kesehatan masyarakat,” jelasnya.
Ia juga mengingatkan bahaya penyakit cacingan yang sering diremehkan, padahal erat kaitannya dengan sanitasi buruk dan kebiasaan hidup tidak bersih. Menurutnya, masyarakat cenderung bergerak hanya saat ada penilaian formal atau kasus mencuat.
“Perubahan perilaku tidak bisa instan. PKK dan Posyandu harus jadi ujung tombak gerakan kesehatan masyarakat,” tegasnya.
PKK diharapkan aktif mengkampanyekan perilaku hidup bersih seperti cuci tangan, konsumsi obat cacing rutin, menjaga kebersihan makanan, dan deteksi dini gizi buruk. Sementara Posyandu berperan dalam pemantauan tumbuh kembang anak, pemberian obat, dan skrining penyakit berkala.
The post Ranty Rachmatilah: Pernikahan Dini Ancaman Kemanusiaan, PKK Harus Jadi Garda Terdepan appeared first on Radar Sukabumi.