Sumber: Radar Sukabumi
SUKABUMI – Senyum tipis masih menghiasi wajah Riyan Maulana (10), bocah asal Kelurahan Jayaraksa, Kecamatan Baros, Kota Sukabumi, meski tubuh kecilnya harus menanggung derita akibat atresia ani—kondisi langka tanpa lubang anus sejak lahir.
Sejak 2019, Riyan menjalani serangkaian pengobatan di RS Hasan Sadikin Bandung, berkat bantuan komunitas dan relawan. Namun sejak 2023, pengobatan terhenti karena keterbatasan ekonomi keluarga. Ayahnya berjualan makanan di sekolah, sementara ibunya fokus merawat Riyan di rumah.
“Keluarga kesulitan membiayai kebutuhan harian selama mendampingi Riyan di rumah sakit,” ujar Kepala Dinas Sosial Kota Sukabumi, Een Rukmini, Selasa (26/8).
Mendapat laporan dari aparat kewilayahan, Dinsos langsung merujuk Riyan ke RSUD R. Syamsudin SH untuk penanganan lanjutan. “Kondisinya cukup baik, ada luka yang segera ditangani dokter. Tapi yang paling mengharukan, Riyan tetap bisa tersenyum,” tambah Een.
Dinsos memastikan keluarga Riyan tetap menerima jaminan sosial seperti KIS, BPJS, PKH, dan bantuan pangan non-tunai. Namun, perjuangan Riyan belum selesai. Ia masih membutuhkan dukungan dari berbagai pihak agar pengobatan bisa berlanjut.
“Sekecil apa pun harapan, tetap berarti besar bagi seorang anak yang berjuang untuk hidupnya,” tutup Een.(bam/d)
The post Senyum di Tengah Derita: Riyan Maulana Butuh Uluran Tangan appeared first on Radar Sukabumi.