Sukabuminow.com || Kabupaten Sukabumi mengambil langkah strategis dalam penanganan sampah dan transisi energi dengan mengoperasikan fasilitas Refuse Derived Fuel (RDF) di TPSA Cimenteng, Kecamatan Cikembar. RDF merupakan teknologi pengolahan sampah menjadi bahan bakar alternatif yang dapat menggantikan sebagian penggunaan batu bara dalam industri.
Bupati Sukabumi, Asep Japar, menegaskan bahwa RDF merupakan solusi jangka panjang untuk mengurangi ketergantungan terhadap Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dan mempercepat pengelolaan sampah secara berkelanjutan.
“Dengan berfungsinya RDF Cimenteng, kebutuhan membangun TPA baru dapat ditekan, sekaligus mengurangi volume timbunan sampah secara signifikan. Ini bukan sekadar proyek, tapi investasi ekologis dan sosial,” ujar Asjap.
Ia menambahkan, pengelolaan RDF tidak hanya menyelesaikan persoalan teknis sampah, tetapi juga membangun mindset baru tentang pentingnya kesadaran ekologis, kolaborasi lintas sektor, dan tanggung jawab bersama atas lingkungan.
Proyek RDF Cimenteng merupakan hasil kemitraan antara Pemerintah Kabupaten Sukabumi dan PT Semen Jawa (SCG), yang akan memanfaatkan RDF sebagai sumber energi alternatif untuk proses produksi industri. Teknologi ini memungkinkan substitusi batu bara hingga 30 persen, dengan potensi peningkatan seiring optimalisasi pemilahan dan pasokan sampah.
Di tempat sama, Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat, Herman Suryatman, menyebut RDF Cimenteng sebagai benchmark baru dalam penanganan sampah berbasis industri dan menjadi inspirasi bagi daerah lain di Jawa Barat.
“Ini bukti bahwa daerah bisa melakukan lompatan dalam menyelesaikan masalah lingkungan secara mandiri dan terstruktur. Kuncinya adalah kolaborasi dan keberanian mengambil langkah taktis dari hulu ke hilir,” ungkapnya.
Sementara itu, Menteri Lingkungan Hidup (KLH), Hanif Faisol Nurofik, menilai RDF sebagai salah satu komponen penting dalam strategi nasional pengurangan sampah menuju zero waste.
“Upaya seperti RDF Cimenteng harus terus diperluas, karena bukan hanya mengurangi sampah, tetapi juga memperkuat ketahanan energi industri sekaligus menekan emisi karbon,” jelas Hanif.
Ia juga menekankan pentingnya partisipasi masyarakat dalam melakukan pemilahan sampah sejak dari rumah tangga. Menurutnya, keberhasilan RDF sangat bergantung pada ketersediaan sampah yang telah terpilah secara tepat antara organik dan anorganik.
“Pemilahan adalah fondasi. Tanpa itu, teknologi canggih sekalipun akan kehilangan efisiensinya. Maka dari itu, edukasi dan kesadaran publik harus terus dibangun secara simultan,” pungkasnya.
Reporter: Ridwan HMS
Redaktur: Andra Permana
The post Strategi Hijau Sukabumi: RDF Cimenteng Kurangi TPA, Tekan Emisi, dan Bangkitkan Kesadaran Lingkungan appeared first on Sukabuminow.com.